Pendapatan nasional
adalah salah satu indikator perekonomian di suatu negara yang menggambarkan
seluruh produksi, pengeluaran, ataupun pendapatan yang dihasilkan dari semua
pelaku ekonomi dari suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Jepang adalah
salah satu negara yang memiliki perekonomian yang kuat di wilayah Asia. Tetapi
belakangan ini Jepang sedang dalam masa
perekonomian yang fluktuatif ditunjukan dengan neraca perekonomian yang menurun
diawal tahun dan baru mengalami titik kestabilan dan mengorbit lagi pada awal
juni 2015 ini.
Pertumbuhan ekonomi
atau produk domestik bruto (PDB) Jepang direvisi naik tajam pada kuartal I
tahun ini menjadi 3,9% dibanding proyeksi dan kuartal sebelumnya.
PDB Jepang sebelumnya
diproyeksi naik 2,4%. Sedangkan kuartal IV tahun ini tercatat sebesar 1,5%.
Secara kuartalan, ekonomi Jepang tumbuh 1%, lebih tinggi dari proyeksi
sebelumnya sebesar 0,6%, dan naik dari tiga bulan sebelumnya sebesar 0,4%.
Salah satu indikator
akhir dalam melihat kemajuan pertumbuhan perekonomian suatu negara adalah
pendapatan perkapita/tahun. Pedapatan per kapita ini diperoleh dengan membagi
pendapatan nasional atau (GNP atau GDP) dengan jumlah penduduk di suatu
negara. Sebelumnya kondisi perekonomian
di Jepang mengalami pertumbuhan ekonomi
yang melambat, atau mengalami deflasi pada bulan Maret. Pembahasan ini, sudah
saya ulas pada posting tugas sebelumnya. Salah satunya kondisi tersebut
dipengaruhi karena adanya belanja konsumen yang masih lemah. Akan tetapi
kondisi tersebut sudah dapat diatasi , dan sudah kembali pulih dengan
terlihatnya peningkatan pada Gross Domestic Product (GDP) yang mununjukkan
keuntungan lebih yang didapat para perusahaan Jepang.
Nilai saat ini, data historis, perkiraan, statistik, grafik dan kalender
ekonomi - Jepang - PDB. (Sumber : http://id.tradingeconomics.com/japan/gdp )
Negara yang terkenal
dengan teknologinya yang maju ini termasuk negara dengan pendapatan per kapita
tertinggi di dunia, yaitu sebesar $37.432,91. Sektor perekonomian andalannya
adalah jasa, otomatif, kimia, tekstill, elktronik, telekomunikasi, konstruksi
dan Jepang juga terkenal dengan penemuan-penemuan teknologi yang sangat
canggih, terutama robot. Budaya dan kesenian di negeri ini juga telah membuat
pariwisatanya menjadi tujuan wisata utama bagi wisatawan internasional.
Salah satu masalah
pokok yang perlu diperhatikan dalam mengukur tingkat pembangunan adalah masalah
kemiskinan. Di Negara Jepang sendiri
memiliki daya tarik yang tinggi, dari berbagai aspek kebudayaan, pariwisata,
teknologi dan masih banyak lagi.
Terkadang semua hal yang berhubungan dengan daya tarik tersebut membuat
banyak mata silau akan pancaran dari keindahan dan hal yangmenyenangkan dari
Negri Matahari terbit ini, sehingga kita tidak bisa melihat sisi lain dari
negara tersebut. Setiap negara pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tanpa
terkecuali dengan Jepang, Jepang pun memiliki masalah pokok yaitu salah satunya
masalah kemiskinan. Sampai saat ini pun pemerintah Jepang belum menemukan cara yang tepat untuk menanggulanginya,
terlepas dari krisis ekonomi hampir satu dekade yang lalu tepatnya pada tahun
1990 yang dijuuki dengan “economic bubble” Jepang menghadapi era yang suit daam
perekonomian mereka.
Ratusan Perusahaan
harus menanggung kerugian , ribuan karyawan kehilangan pekerjaan mereka, dan
tingkat kemiskinan di jepang pun meningkat drastis. Hingga saat ini dampak
kemiskinan di Jepang masih ada, hanya saja tidak terlihat dan tampak secara
jelas. Golongan tuna wisma menjadi “invisble people” orang-orang yang
keberadaannnya tidak terlihat ada di tengah masyarakat Jepang, mereka hidup
sebagai bayang-bayang dari gemerlapnya negri matahari terbit ini. Konon
masyarakat Jepang jika mereka telah diberhentikan dari pekerjaannya, mereka
lebih memilih meninggalkan rumahnya dan menjadi tuna wisma, karena mereka malu
dengan keluarganya.
Nilai saat
ini, data historis, perkiraan, statistik, grafik dan kalender ekonomi - Jepang
- Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(Sumber : http://id.tradingeconomics.com/japan/government-budget)
Perkembangan dana
pembangunan di Jepang, APBN ( Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara merupakan
konsep perencanaan pembangunan yang meiliki jangka pendek, karena itulah APBN
sellau disusun setiap tahun. Dari sisi penerimaan, terdiri dari pos penerimaan
dalam negeri dan penerimaan pembangunan, sedangkan dari sisi pengeluaran rutin
dan pengeluaran pembangunan.
Hasil perkiraan
penerimaan negara diperoleh dari beberapa hal pokok yang harus diperhatikan
yaitu, penerimaan dalam negeri dari migas, penerimaan dalam negeri di luar
migas, dan penerimaan pembangunan.
Perdagangan luar negeri
merupakan salah satu sumber kekayaan negara, sehingga jika suatu negara ingin
mencapai kemakmuran, maka mutlak negara tersebut harus melakukan perdagangan dengan
negara lainnya.
Komoditi penting yang diimpor Jepang dari Indonesia
adalah a.l. minyak, gas alam cair, batubara, hasil tambang, udang, pulp,
tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik, dll. Di lain pihak,
barang-barang yang diekspor Jepang ke Indonesia meliputi mesin-mesin dan
suku-cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku-cadang
elektronik, mesin alat transportasi dan suku-cadang mobil.
Investasi langsung swasta dari Jepang ke Indonesia
yang menurun sehubungan dengan stagnasi yang dialami perekonomian Indonesia
akibat krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997, kini belumlah pulih
sepenuhnya, namun Jepang tetap menempati kedudukan penting di antara
negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.
Dalam jumlah investasi langsung asing di Indonesia dari tahun 1967 hingga 2007,
Jepang menduduki tempat pertama dengan angka 11,5% dalam kesuluruhannya.
Terdapat kurang lebih 1000 perusahaan Jepang
beroperasi di Indonesia (sumber: JETRO). Perusahaan-perusahaan tersebut
memperkerjakan lebih dari 32 ribu pekerja Indonesia yang menjadikan Jepang
sebagai negara penyedia lapangan kerja nomor 1 di Indonesia (sumber: BKPM).
Indonesia merupakan negara penerima ODA (bantuan
pembangunan tingkat pemerintah) terbesar dari Jepang (berdasarkan realisasi
netto pembayaran pada tahun 2005 adalah US$1.22 milyar, yaitu + 17%
dari seluruh ODA yang diberikan Jepang)
Selain itu, realisasi bantuan untuk tahun 2006 adalah
:
Pinjaman
Yen
|
: 125.2
milyar Yen
|
|
Bantuan
hibah
|
: 5.4
milyar Yen
(berdasarkan pertukaran Nota-nota) |
|
Kerjasama
teknik
|
: 7.8
miliar Yen
(berdasarkan realisasi pembiayaan JICA) |
Dengan demikian dibalik
kemapanan perekonomian Jepang sebagai negara yang berpengaruh di Asia ternyata
menyimpan fluktuasi perekonomian yang berliku ditunjukkan dengan adanya
kemerosotan perekonomian dalam negeri walaupun untuk hubungan antar negara
mengalami peningkatan yang signifikan. Akan tetapi kemerosotan dalam negeri
dapat diatasi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengutamakan
kesejahteraan setiap warganya sehingga terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi di
luar proyeksi yang diinginkan dan secara tidak langsung meningkatkan pendapatan
perkapita di negara tersebut.
Sumber Pustaka :
Seri Diktat Kuliah, Perekonomian
Indonsia, Universitas Gunadarma
http://www.id.emb-japan.go.jp/birelEco_id.html
http://id.tradingeconomics.com/japan/government-budget
http://id.tradingeconomics.com/japan/gdp